Selasa, 07 Mei 2013

Modul Deret


DERET


Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah tertentu. Bilangan-bilangan pembentuk sebuah deret dinamakan suku. Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk sebuah deret terlihat pada pola perubahan bilangan-bilangan tersebut dari satu suku ke suku berikutnya.
Dilihat dari jumlah suku yang membentuknua, deret digolongkan atas deret berhingga dan deret tidak berhingga. Deret berhingga adalah deret ynag jumlah suku-sukunya tertentu, sedangkan deret tak berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tidak terbatas.

a.    Deret Hitung (Deret Aritmetika)
Deret hitung adalah deret yang perubahab suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung ini dinamakan pembeda, yang tak lain merupakan selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan.

Misal:
a.       7, 12, 17, 22, 27, 32     (pembeda 5)
b.      93, 83, 73, 63, 53, 43   (pembeda -10)

1.      Suku ke-n dari Deret
Besarnya suku tertentu (ke-n) dari sebuah deret hitung dapat dihitung melalui sebuah rumus.
Contoh:  7, 12, 17, 22, 27, 32
               S1  S2  S3  S4   S5   S6
           
            Sn = a + (n - 1) b
            Dimana:
                        a = suku pertama atau S1
                        b = Pembeda
                        n = indeks suku
            Berdasarkan rumus di atas kita dapat menghitung nilai suku tertentu.
            Sebagai contoh, hitunglah nilai suku ke-10 dari deret hitung (deret aritmetika) di atas.
            Sn = a + (n - 1) b
            S10 = 7 + (10 - 1) 5
                    = 52

2.      Jumlah n suku
Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tak lain adalah jumlah nilai suku-sukunya, sejak suku pertama (S1 atau a) sampai suku ke n (Sn) yang bersangkutan.
     
Jn =     =  S1 + S2 + S3 + ... + Sn

Berdasarkan rumus Sn = a + ( n-1)b sebelumnya, maka masing-masing Si dapat diuraikan. Dengan menguraikan masing-masing Si maka Ji juga dapat diperoleh dan pada akhirnya dapat diperoleh Jn. Rumus:

Jn = na +  (n-1)b       atau  Jn =  

Rumus ini dapat disederhanakan menjadi:
            Jn =  
           
Contoh: untuk kasus deret hitung dalam 7, 12, 17, 22, 27, 32, jumlahnya smapai dengan suku ke-10 adalah:
Jn =     = 5(7+52) = 295

b.    Deret Ukur (Deret Geometrik)
Deret ukur adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan suku-suku sebuah deret ukur disedut pengganda yang merupakan hasil bagi nilai suatu suku terhadap nilai suku di depannya.
     Contoh:
1.      5, 10, 20, 40, 80, 160             (pengganda 2)
2.      512, 256, 128, 64, 32, 16      (pengganda 0.5)

1.      Suku ke n dari deret ukur
Untuk dapat menghitung suku tertentu dari sebuah deret ukur dengan menggunakan rumus:
                Sn =  apn-1
      Dimana:
a = suku pertama
p = pengganda
n = indeks suku

Contoh:
Berdasarkan contoh di atas, carilah S10 nya.
1.      S10 = (5)(2)10-1 = (5)(2)9 = 2560
2.      S10 = (512)(0.5)10-1 = (512)(0.5)9 = (512)(1/512) = 1

2.      Jumlah n Suku
Jumlah n suku adalah jumlah nilai suku-sukunya sejak suku pertama sampai dengan suku ke n yang bersangkutan.
    Jn =     =  S1 + S2 + S3 + ... + Sn

Berdasarkan Sn =  apn-1, maka masing-masing Si dapat dijabarkan sehingga:
Jn = a +ap + ap2 + ... + apn-2 + apn-1  ..........................(1)

Jika persamaan di atas kita kalikan dengan bilangan pengganda p, maka:
 pJn = ap + ap2 + ap3 + ... + apn-1 + apn  ..........................(1)

dengan mengurangkan persamaan I dan II, diperoleh selisih antara kedua persamaan ini.
     Jn – pJn = a – apn
     Jn(1-p) = a (1-pn)


Dari sini, kita dapat membentuk rumus jumlah deret ukur sampai dengan suku ke n, yakni:
             a(1-pn)                    a(pn-1) 
    Jn =                  atau Jn =
              1  -  p                        p - 1

Dalam hal | p| < 1, penggunaan rumus yang disebelah kiri akan lebih mempermudah hitungan. Di lain pihak jika | p| > 1, perhitungan akan menjadi lebih mudah dengan menggunakan rumus yang di sebelah kanan.
Untuk kasus deret ukur dalam contoh di atas, dimana a = 5 dan p =2, jumlahnua sampai suku ke 10 adalah:
             5(210-1)                    5(1023) 
    J10 =                        =                         =   5115
              2  -  1                       1

Contoh Soal:
1.      Suatu deret hitung: 5, 10, 15, 20, 25
Berapa besarnya nilai ke 10 dan besarnya nilai deret sampai suku ke-10

jawab:
Nilai   a=5; b=5; n=10
Besarnya suku ke 10 = S10 = a + (n-1)b
S 10 = 5 + (10-1)5 = 5 + 45 = 50

Besarnya nilai deret sampai suku ke 10:
Jn =  
J10 = 10/2 (5+50) = 5 (55) = 275


2.      Apabila besarnya suku ke 3 (S3) suatu deret hitung adalah 50 dan suku ke 7 (S7) adalah 70. Berapakah besarnya suku ke 2, suku ke 15 dan jumlah nilai deret tersebut sampai sukuk ke 11?

Jawab:
b = 5
a = 40
S2 = 45
S 15 = 110
Nilai deret sampai suku ke 11 (D 11) = 715


3.      Suku ketiga deret ukur adalah 800 dan suku ketujuhnya adalah 204.800.
Carilah:
a.       Besarnya nilai a  dan p
b.      Besarnya suku ke 5 (S5) dan jumlah deret sampai suku ke 5 (D5)
Jawab:
a.       S3 = 800   dan   S7 = 204.800
S3 = a.p3-1  =  800 
ap2 = 800
a = 800/p2
S7 = a.p7-1 = 204.800
ap6 = 204.800 
a =800/p2 = 204.800/p6
800p6 = 204.800p2
p6/p2 = 204.800/800
p4 = 256
p4 =44 
P= 4
b.      Sn = a.pn-1
S5 = 50.45-1 = 12.800
D 5 = 17.050